Rabu, 22 April 2020

REFLEKSI ALAM BAWAH SADAR MANUSIA Hari Bumi Internasional

REFLEKSI ALAM BAWAH SADAR MANUSIA
Hari Bumi Internasional
Oleh : Nur Fadilah

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (Terjemahan Q.S.Ar-Rum/30:41)


Tidak ada henti-hentinya alam mengingatkan kepada manusia, bahwa “alam tidak sedang baik-baik saja”. Tepat hari ini, 22 April 2020, kita memperingati Hari Bumi Internasional. Sebuah agenda tahunan dunia yang ditetapkan PBB untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap Bumi, terutama kesadaran akan lingkungan. Biasanya, aktivis lingkungan akan melakukan kegiatan “sadar lingkungan” dengan melibatkan pemuda-pemudi dalam event-event kreatif serta inspiratif. Namun, hari ini sangat berbeda. Hari Bumi tahun ini terjadi saat Bumi sedang berusaha menyadarkan manusia. Ujian yang diberikan Tuhan sebagai peringatan, terjadi di seantero penjuru bumi. Dan akan berakhir jika manusia Benar-Benar Sadar dengan lingkungan sekitarnya.

Lebih dari 100 (Seratus) ayat Al-Qur’an memerintahkan agar manusia berfikir. “Afalaa ta’qiluun” , “afalaa tatadabbaruun”, “afalaa tatafakkaruun” beberapa potongan ayat yang menjadi renungan manusia untuk mengembalikan kodratnya, yakni berfikir.

Ingatkah kita, ketika masih duduk di Sekolah Dasar, dengan kecerdikan kita, menyimpan sampah di tas teman? Atau meraut pensil di laci teman, sedangkan laci kita sangat bersih dan rapi. Pasti anda ingat sekali kejahilan-kejahilan masa kecil itu. Lalu ingatkah kita ketika beli permen atau jajanan, lalu sambil berjalan kamu lihat kiri-kananmu tidak ada orang, dan membuang bungkusan itu dengan serampangan lalu melanjutkan perjalanan santai? Mungkin kita lupa, atau pura-pura lupa. Hal kecil menjadi dampak besar, di bawah alam sadar manusia.

Pernah dengar, kalau kata orang tua dulu “apa yang kau tanam, itu yang kau tuai”, hingga kini masih melekat pada diri ini. Namun alam bawah sadar manusia sering melupakan itu. Tidak salah, namun kitalah yang sulit membentuk karakter diri yang bertanggung jawab serta respect terhadap lingkungan. Belum terlambat, karena selama kita masih menumpang di bumi ini, perlahan akan mengerti bahwa kita yang butuh alam, bukan alam yang butuh kita.

Tidak jarang, berita banjir yang sering melanda. Setelah kejadian itu, manusia berfikir lalu insaf karena banjir merugikan manusia. Keindahan pantai yang terus dilestarikan, hanya untuk kepentingan pemandu wisata agar wisatawan nyaman. Sungai yang menjadi tempat rekreasi keluarga, mungkin sebagian berfikir, setelah wisatawan pulang, sampah-sampah itu akan dibuang pada tempatnya. Ternyata tidak ! Sampah itu dibuang mengikuti aliran sungai yang akan bermuara pada lautan. Ini kenyataan yang pernah penulis lihat bersama teman-teman organisasi (tidak perlu sebut tempat). Belum lagi pabrik yang tidak mengolah limbah, taunya hanya membuang, bukan memberdayakan kembali. Dimana tanggung jawab manusia? Lebih miris lagi, Paus mati di Wakatobi pada 2018 lalu, dan ditemukan 5,9 Kg sampah plastik di perutnya. Tentunya sampah itu tidak datang begitu saja, namun karena perbuatan kecil manusia yang berakibat besar. Bayangkan, 0,1 ons dari sampah itu adalah sampah jajanan kita? Na’udzubillah….

Hari Bumi penting untuk mengingatkan manusia akan ancaman nyata yang sedang dihadapi planet ini. Pandemi Covid-19 menunjukan banyak hikmah bagi bumi. Hal ini dikarenakan implikasi Pandemi yang menurunkan bahkan menghentikan aktifitas manusia di luar rumah. Volume sampah juga menurun selama Pandemi. Langit segar dapat dihirup di tengah kota.

Dilansir dari tirto.id, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengklaim bahwa selama Work From Home (WFH), sampah berkurang 620 ton per hari. Meskipun berkurang sedikit, namun ada harapan untuk dapat memulihkan Bumi kembali, khususnya Indonesia Tercinta.
Penerapan 4R : reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang), dan replace (mengganti), dapat diterapkan dengan baik terutama dalam rumah tangga. Dengan memahami masalah lingkungan, kita akan lebih peka terhadap lingkungan, berkomitmen untuk terus “melayani” Bumi sebagai tempat tinggal kita di dunia.

PULIHKAN INDONESIA
Refleksi hidup penulis,
Hari Bumi Internasional
22 April 2020

8 komentar:

  1. Nah, sudah saatnya kita memang ambil perhatian tentang sampah, gak perlu jauh jauh di sekitar kita aja.
    Hanya saja, terkadang kita menjaga perilaku untuk tidak sembarangan tapi tetangga yg sembarangan.

    Kita masih terlalu enggan menyampaikan kebaikan, menegur yang buang sampah sembarangan.

    BalasHapus
  2. Terkadang kita sebagai manusia tunggu didatangkan bencana dulu baru sadar betapa pentingnya menjaga bumi. Padahal, dengan cara kita menjaga bumi dan juga menerapkan 4R bisa membuat kita untung dalam segi apapun.

    BalasHapus
  3. Hidup bersih, cerminan diri. Artinya kita sudah merawat bumi dari kondisi yang tidak baik saat ini. Saatnya kuatkan diri untuk melayani bumi tercinta ini..

    BalasHapus
  4. Sampah plastik, ini yg kadang membuat hati gk bisa move on. Di mana-mana kalo belanja itu, plastiknya buanyak. Dari sekian yg belanja paling cuman satu dua org yg sadar dengan sampah plastik ini. Apa karena harga kantongan plastik murah ya, jd enak aja bagiinnya. 99% org menumpuk plastik dan jadi sampah yg membahayakan.

    BalasHapus
  5. Saya jadi teringat sejak SD punya kebiasaan menyimpan sampah jajanan di kantong untuk nanti dibuang di tempat sampah. Harapannya Hari Bumi bukan hanya sekadar perayaan tahunan, tapi jadi ajang untuk action menjaga lingkungan.

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah alam lagi memperbaiki diri dan membenahi diri, dan membenarkan pola pikir kita akan menjaga alam, ya intinya kita banyak bersabarla untuk masalah ini kak, nice si blog nya kak

    BalasHapus
  7. Beberapa tahun lalu pernah nih kawan kawan di parsum(pariwisatasumut.com) buat kegiatan ngutip sampah di danau toba. Kadang yang buat sedih kalau destinasi udah makin terkenal, mulai makin kotor lah itu tempat. Kesadaran kita agar gak buang sampah sembarangan juga masih rendah sih.. mudah mudahan lah kedepan nya bisa lebih di jaga

    BalasHapus
  8. Bumi harus kita jaga bersama sama. Terimakasih sudah diingat kembali untuk 4R ( reduce, reuse, recycle , replace)

    Terkadang saya memakai plastik berlebihan. Hiks. Semoga kedepannya dikurangi agar bumi kita sehat.

    Terimakasih tulisannya. Ditunggu tulisan selanjutnya. Salam

    BalasHapus

Warisan Seliu

  WARISAN SELIU “Bukan tentang pantainya, namun tentang permata yang tersimpan menjadi warisan” – Nur Fadilah Alink berkumpul dengan ria di ...